Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sinopsis Serial Drama Turki Early Bird / Daydreamer (Erkenci Kus) Episode 6 - Antara Luka dan Penyesalan

Drama Turki Early Bird / Daydreamer (Erkenci Kus) Episode 6 – “Antara Luka dan Penyesalan”

Hujan masih turun sejak malam. Istanbul dibungkus kabut kelabu, seolah langit pun ikut menangis bersama Sanem.

**Didalam kamar Sanem

Di kamarnya yang sempit di atas toko ayahnya, Sanem duduk memandangi jendela. Matanya bengkak, wajahnya pucat. Ia tak makan, tak tidur. Yang terus terngiang di kepalanya hanyalah suara Can yang bergetar marah: “Kau memata-mataiku?”

Ia memeluk lutut, air mata kembali mengalir tanpa suara. Semua yang ia perjuangkan hancur dalam sekejap—kepercayaannya, pekerjaannya, dan mungkin… cintanya.

Di sisi lain kota, Can berdiri di studionya yang sepi.

Ia mencoba memotret matahari pagi, tapi hasilnya buram. Hatinya tak bisa fokus.

“Kenapa harus dia?” pikirnya getir. “Kenapa gadis itu?”

Ia marah bukan karena dikhianati—tapi karena hatinya masih saja menolak berhenti mencintai Sanem. Setiap bayangan wajahnya, setiap tawa kecilnya, membuat amarah itu mencair menjadi rindu. Tapi gengsinya lebih kuat dari perasaannya, dan Can memilih diam.

Di kantor Fikri Harika, kabar tentang Sanem yang tiba-tiba menghilang mulai jadi bahan gosip.

Deren tersenyum sinis. “Sudah kuduga, gadis itu cuma numpang lewat.”

Namun Leyla, kakak Sanem, menatap Deren dengan tajam. “Kau tidak tahu apa-apa tentang adikku.”

Sore itu, Sanem memberanikan diri datang ke kantor. Ia tak ingin lari dari kesalahannya. Dengan langkah pelan dan mata tertunduk, ia masuk ke ruangan Can.

Can sedang duduk di balik meja, wajahnya dingin dan nyaris tak berekspresi.

Sanem berdiri beberapa meter darinya. “Aku tahu aku sudah menghancurkan kepercayaanmu,” ucapnya lirih. “Tapi tolong dengarkan aku dulu.”

Can tak menjawab, hanya menatapnya lama dengan mata kelam yang menyimpan kecewa.

Sanem menelan ludah, lalu melanjutkan, “Emre bilang dia bekerja untukmu. Aku pikir aku membantu. Aku tidak tahu dia memanipulasiku. Aku bodoh, Can. Aku menyesal…”

Suaranya pecah di akhir kalimat. Air mata kembali menetes.

Can berdiri, berjalan perlahan menghampirinya. Suaranya berat, penuh luka:

“Sanem, kau tahu aku mempercayaimu lebih dari siapa pun di kantor ini. Kau bahkan masuk ke lingkaranku… ke hatiku. Tapi sekarang aku tak tahu mana yang nyata dan mana yang palsu.”

Sanem menunduk, terisak. “Semuanya nyata bagiku. Perasaanku… semuanya nyata.”

**Hening.

Hanya suara napas mereka yang terdengar, samar dan bergetar.

Untuk sesaat, Can hampir luluh. Tapi kemudian ia berbalik, menatap jendela. “Aku butuh waktu,” katanya pelan. “Kau boleh tetap bekerja… tapi jangan mendekatiku dulu.”

Kalimat itu menusuk lebih dalam daripada kemarahan apa pun.

Sanem mengangguk lemah. Ia tahu, inilah hukuman yang paling menyakitkan—tetap berada di dekat orang yang ia cintai, tapi tak bisa lagi menyentuhnya.

***Hari-hari berikutnya terasa panjang dan sunyi

Sanem bekerja diam-diam, menghindari tatapan Can. Namun setiap kali mereka tanpa sengaja berpapasan di lorong, dunia seolah berhenti sesaat. Tatapan mereka singkat, tapi penuh makna—ada rindu, ada luka, ada sesuatu yang tak bisa terucap.

Can mencoba bersikap profesional, tapi batinnya bergejolak. Melihat Sanem tertunduk dengan wajah sedih membuat dadanya sesak. Ia tahu gadis itu tulus. Namun egonya terus menahannya untuk memaafkan.

Suatu malam, saat semua orang sudah pulang, Can menemukan catatan kecil tertinggal di mejanya. 

https://taman-berita.blogspot.com/2025/11/inopsis-serial-drama-turki-early-bird-episode-6.html

Tulisan tangan Sanem yang khas:

“Aku tahu aku tak pantas dimaafkan. Tapi terima kasih sudah tak memecatku.

Aku akan terus menebus kesalahanku sampai kau percaya lagi padaku.

– Sanem.”


Can menggenggam kertas itu lama. Hatinya mulai retak. Di wajahnya muncul senyum samar, getir tapi hangat.

Keesokan harinya, tim harus pergi untuk sesi pemotretan di tepi laut. Angin berhembus kencang, langit cerah, tapi suasana hati mereka tetap berat.

Sanem sibuk menyiapkan peralatan. Angin menerbangkan syal yang ia kenakan, dan tanpa sadar, Can menangkapnya sebelum jatuh ke laut.

“Berhati-hatilah,” katanya pelan.

Sanem menatapnya, matanya basah, dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Can tersenyum sedikit. Hanya sekejap, tapi cukup untuk menyalakan harapan baru di hatinya.

Mereka berdua masih terluka, tapi mungkin—hanya mungkin—ini awal dari sesuatu yang bisa diperbaiki.

Sore itu, saat matahari mulai tenggelam, Can memotret langit berwarna jingga. Ia menatap hasil fotonya dan bergumam pelan,

“Kadang, sesuatu yang rusak masih bisa indah… kalau kau tahu cara memandangnya.”

Dan entah bagaimana, di kejauhan, Sanem merasa dadanya hangat.



Posting Komentar untuk "Sinopsis Serial Drama Turki Early Bird / Daydreamer (Erkenci Kus) Episode 6 - Antara Luka dan Penyesalan"