Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sinopsis Eşref Rüya (2025) Episode 1 - Ingatan Sebuah Masa Lalu

 

***“Langkah Pertama Menuju Takdir”

Hujan tipis menyapu kota Istanbul pada malam ketika kisah ini dimulai. Langit tampak seperti kanvas gelap yang hanya diterangi lampu-lampu jalan dan riak air yang memantulkan bayangan kapal-kapal di pelabuhan. Di antara hiruk-pikuk kota yang tak pernah tidur, berdiri seorang pria yang namanya menjadi bisik-bisik di lorong gelap kota: Eşref Tek.

Wajahnya keras, tatapannya tajam, namun langkahnya selalu terukur. Seluruh tubuhnya mencerminkan seseorang yang telah bertarung terlalu lama—bukan hanya dengan musuh, tetapi juga dengan luka-luka masa lalunya sendiri.

Kenangan yang Tidak Pernah Hilang

Episode ini dibuka dengan adegan sunyi di salah satu gudang besar milik Eşref. Ia berdiri sendiri, memegang foto kedua orang tuanya. Foto itu lusuh—pinggirnya mulai sobek, warnanya mulai hilang. Namun bagi Eşref, itu adalah satu-satunya bukti bahwa ia pernah dicintai.

Ingatan masa kecilnya muncul perlahan:

jeritan ibunya,

suara pecahan kaca,

langkah seseorang yang berlari meninggalkan rumah,

dan dirinya kecil yang menangis di belakang pintu lemari.

Tragedi itu membuatnya tumbuh di panti asuhan, di mana kesepian menjadi satu-satunya teman tidur. Dari sanalah ia membangun benteng di dalam dirinya. Dan dari situlah ia mengambil keputusan: jika dunia tidak melindunginya, maka ia akan menjadi seseorang yang bisa melindungi dirinya sendiri—dan orang lain yang bernasib seperti dirinya.

***“Keluarga” yang Ia Bangun Sendiri

Eşref tidak bekerja sendirian. Di sekelilingnya, ada anak-anak yatim piatu yang ia rawat, latih, dan lindungi. Mereka bukan sekadar anak buah—mereka adalah keluarga yang ia pilih.

Di ruangan besar, tampak Arin, tangan kanan setianya. Pria itu membawa laporan baru mengenai kebocoran informasi. Suasana rapat malam itu tegang; suara hujan yang memukul atap gudang menambah keseriusan keadaan.

“Eşref… seseorang dari dalam lingkaran kita memberikan informasi ke Kudret Aydin,” kata Arin, suaranya teredam oleh amarah tertahan.

Eşref tidak langsung merespon. Ia duduk perlahan, menggenggam kedua tangannya.
“Siapa?” tanyanya akhirnya.

Arin menelan ludah.

“Ada satu nama… Miran.”

Diam—senyap—hening.

Nama itu menusuk jauh ke dalam hati Eşref. Miran adalah anak yang dulu ia temukan di jalanan, kedinginan, lapar, dan ketakutan. Ia memeluknya seperti adik sendiri. Ia menyekolahkannya. Ia memberinya tempat di dunia ini.

Sejenak, mata Eşref terlihat bergetar—luka lama kembali menganga.

Namun ia kembali tegas dalam hitungan detik.

“Cari dia,” katanya datar.

“Tapi jangan sentuh sampai aku yang memutuskan.”

Dunia Lain yang Tidak Pernah Eşref Sentuh

Di sisi lain kota, dunia terasa jauh berbeda. Lampu hangat menyinari sebuah kafe kecil di distrik seni. Musik mengalun lembut dari panggung yang mungil—dan berdirilah di sana Nisan Akyol, gadis muda bermata bening yang sedang memainkan biola dengan penuh perasaan.

Melodi Nisan bercerita tentang mimpi-mimpi, tentang harapan, tentang dunia yang tidak mengenal kekerasan dan pengkhianatan. Suaranya menghipnotis siapa pun yang mendengar.

Takdir mempertemukan dua dunia itu saat Eşref melewati kafe tersebut bersama Arin setelah urusan bisnis di sekitar area itu. Ketika ia mendengar nada-nada pertama dari biola Nisan, langkahnya berhenti begitu saja. Arin menatapnya heran—Eşref jarang berhenti karena hal-hal sepele.

Tapi bagi Eşref, musik itu seperti tangan kecil yang mengetuk pintu masa lalunya.
Ia merasakan sesuatu yang sudah lama tidak ia rasakan… ketenangan.

Ia berjalan mendekat ke kaca jendela kafe. Dari balik embun yang menutupi kaca, ia melihat Nisan—dan untuk pertama kalinya dalam waktu yang sangat lama, wajahnya melembut.

Kekacauan yang Membuka Pertemuan Pertama

Namun ketenangan itu hancur saat dua orang asing mulai membuat keributan di luar kafe. Mereka adalah orang-orang yang sedang memburu salah satu pengantar pesan rahasia Eşref.




Keributan itu membuat Nisan kaget dan hampir menjatuhkan biolanya. Lampu kafe berkedip, orang-orang panik, suasana berubah kacau.

Saat Nisan melangkah keluar untuk melihat apa yang terjadi, seseorang hampir menabraknya. Di detik itu, sebuah tangan kuat menarik bahunya ke tempat aman.

Tangan itu adalah milik Eşref.

Nisan mendongak—dan untuk pertama kalinya, mata mereka bertemu.

Eşref berkata pelan, namun tegas,

“Kamu tidak boleh berada di sini.”

Nisan, meski takut, merasakan aura menenangkan darinya.

“Terima kasih… siapa kamu sebenarnya?” tanyanya dengan suara bergetar.

Eşref tidak menjawab. Ia hanya memastikan bahwa dirinya menjadi tembok antara Nisan dan bahaya.

Dua Dunia yang Saling Mengamati dari Jauh

Setelah keributan mereda, Eşref pergi tanpa memberi nama atau penjelasan. Namun tatapannya terhadap Nisan sulit dilupakan—ada sesuatu yang rapuh, tetapi terpendam dalam-dalam.

Di dalam mobil, Arin menatapnya sambil menahan tanya.

“Bos… siapa gadis itu?”

Eşref menjawab singkat, “Bukan urusan kita.”

Tapi dari cara ia menoleh keluar jendela, jelas sekali bahwa ia tidak bisa menghilangkan bayangan Nisan dari pikirannya.

Di sisi lain, Nisan duduk di ruang ganti, memandangi biolanya.

Penutup Episode: Awal Sebuah Perjalanan

Episode 1 ditutup dengan dua adegan paralel:

Eşref, berdiri di balkon bangunan tinggi, memikirkan kembali suara biola yang membangunkan sisi dirinya yang telah lama mati. Ia tahu hidupnya penuh bahaya, namun untuk pertama kalinya ia merasakan rasa penasaran terhadap seseorang.

Nisan, duduk di kamarnya sambil menulis musik baru, tak bisa melupakan sosok pria misterius berwajah dingin namun bermata sendu itu.

Keduanya tidak menyadari bahwa pertemuan itu adalah awal dari kisah cinta yang rumit—kisah tentang cahaya yang mencoba menyinari kegelapan, dan kegelapan yang tak bisa sepenuhnya menghindari cahaya.


Posting Komentar untuk "Sinopsis Eşref Rüya (2025) Episode 1 - Ingatan Sebuah Masa Lalu"