Sinopsis Abad Kejayaan Episode 109 Bagian 2 (Kematian Pangeran Mehmet Membuat Mihrimah Terpukul)
Taman-berita.blogspot.com | Sinopsis Abad Kejayaan Episode 109 Bagian 2 - Ditenda sultan—-Sultan suleiman sedang membaca sebuah buku, lalu bali bey datang menemuinya. Bali bey meminta izin kepada sultan untuk kembali kekampung halamannya dan sultan melepaskan dia pergi. Bali bey mengatakan kepada sultan untuk tidak marah kepadanya………
Kemudian bali bey mencium tangan sultan dan sultan menepuk bahunya…………
Ketika berada diluar tenda ia bertemu dengan nasuh efendi, bali bey berkata jika ia telah mendengar tentang dimana ali aga (pelayan khatijah) berada………
kemudian keduanya saling mengucapkan perpisahna, bali bey pergi dengan terburu buru…
Malam itu sultan kembali bermimpi buruk tentang mehmet, ia melihat mehmet tidak sadar diatas singgasananya. Kemudian sultan mendekati putranya dan membangunkannya tapi mehmet hanya diam, sultan membantu mehmet duduk dan terus memanggilnya tapi mehmet masih saja diam…
Sultan terbangun dengan ketakutan, ia memanggil nama putranya sangat keras….”mehmet!!!” hingga penjaga datang dengan berlari ketendanya……….
ini adalah pertanda bagi seorang ayah yang anaknya akan meninggal……
Dimanisa
Fahriye mengabari tentang sakit mehmet kepada mihrimah sultan, yang kemudian segera meninggalkan istana menuju manisa ditemani oleh sumbul……..
Pangeran mehmet sendiri masih dalam perawatan dua orang tabib, kondisinya semakin parah. Pada saat itu tidak ada obat untuk penyakit cacar…….
Mihrimah ditemani sumbul sampai kemanisa, ia segera ditemui oleh fahriye. Mihrimah bertanya tentang keadaannya, fahriye hanya diam. Mihrimah ingin masuk untuk melihat mehmet tapi penjaga mencegahnya…
Mihrimah berteriak teriak memanggil mehmet, dan memaksa untuk masuk. Tapi sumbul menariknya karena memang itu berbahaya. Penyakit itu sangat mudah menular……..mihrimah terus menangis memanggil nama kakaknya……..
Dari dalam tabib meminta penjaga membuka pintu, seorang tabib keluar dan seorang lainya tampak menutupkan selimut kewajah pangeran mehmet, pangeran baik hati dan polos yang bahkan tak punya ambisi ini akhirnya menemui ajalnya…………
ia pernah lepas dari kematian sebelumya dan sekarang dia tak bisa menolak takdir itu!!!
Mihrimah histeris, ia merasa limbung dan jatuh. Mihrimah sangat dekat dengan mehmet sejak mereka kecil hingga dewasa, Kematian mehmet yang tiba tiba membuatnya tak bisa menerima kenyataan itu dengan mudah……Sumbul dan fahriye memeganginya…
Begitu juga dengan selir mehmet , ia menangis dan terjatuh melihat kematian pangeran yang dicintainya. Ilyas sendiri tampak bersandar ditembok dengan wajah yang tak bisa digambarkan……………
entah menyesal, entah puas….dialah eksekutor untuk pangeran mehmet…
Mihrimah terus berteriak memanggil nama mehmet……….
dia tak berhenti menangisi kematian tragis saudaranya.
Diamasya
Mahidevran sedang berhias didepan cermin. Kemudian fidan datang, ia menyuruh semua pelayannya untuk keluar………
Fidan kemudian membisikkan berita tentang Kematian Mehmet kepada mahi, mahidevran langsung tersenyum….
Tiba tiba cermin yang mahi letakkan diatas meja terjatuh, mahi mengambilnya dan bercermin……….
ia melihat kaca yang telah retak. Mahidevran mengingat kata kata gabriela bahwa ketika cermin itu retak maka pintu neraka akan terbuka karena dia telah melakukan dosa besar.
Kelak ia akan menyesali tindakannya, karena anaknya sendiri yang akan membayar buah dari perbuatannya……..
Diedirne
Rombongan sultan sudah tiba diedirne. Dari kejauhan terlihat dua tentara sanjak datang dengan berkuda. Saat itu Sultan sedang bersama dengan para pasanya. …
Tentara sanjak itu masuk dan memberitahukan tentang Kematian Mehmet, sang pangeran. Waktu terasa berhenti bagi sultan dan bagi rustem……..
berita ini bagaikan petir disiang bolong untuk sultan karena harus mendengar tentang kematian putra yang digadangnya akan menjadi penerusnya kelak……..
Sultan dulu pernah berkata bahwa ia sudah biasa dengan kematian, tapi ia takkan kuat jika diuji dengan kematian anak anaknya…………
Akhirnya mihrimah kembali keibukota diikuti oleh sumbul dan fahriye, tak ada senyum diwajah ketiganya. Semuanya diam, orang yang mereka cintai dan dekat dengan mereka telah tiada…….
Sesampainya diharem, mihrimah mengadakan acara yasinan untuk kematian mehmet kakaknya…….
Diedirne
Sultan bersiap untuk kepulangannya keistana, ia melihat kearah cermin. Mendung mengelayut hitam disekitarnya ………..kesedihan tiada akhir akan dirasakannya untuk kehilangan besarnya ini………
Sultan keluar dari tenda dan disambut barisan tentara yang ikut berbela sungkawa atas meninggalnya pangeran. Ia berjalan diantara para tentaranya dengan penuh kesedihan…….
.Ketika sudah sampai dibukota, sultan melangkah dengan gontai dan masuk kekamarnya……suleiman pasa mengikutinya….
Sultan mengatakan kepada suleiman pasa untuk membawa singanya (pangeran mehmet) ke ibukota. Ketika suleiman pasa keluar kemudian mihrimah datang….
Mercam mengatakan kepada mihrimah bahwa sultan ingin ditinggalkan sendirian……..
Diruangannya sultan berdiri dengan penuh kesedihan memandang kearah tempat tidur dimana ia melihat ketika bayi mehmet dilahirkan…..
Kemudian ketika ia mulai remaja, dan beranjak dewasa. Waktu waktu yang dilaluinya bersama putranya itu. Tiba tiba sultan seperti melihat mehmet berdiri disana dan menunduk hormat kepadanya lalu tersenyum, kemudian bayangan mehmet menghilang……
Angin bertiup sangat kencang, sultan kemudian keluar keteras dan berdiri disana memandang jauh kedepan…….
Baca episode selanjutnya : Episode 110 Bagian 1 (Akhirnya Hurrem Telah Kembali Ke Istana)
Atau lihat semua : Sinopsis Lengkap Abad Kejayaan
Posting Komentar untuk "Sinopsis Abad Kejayaan Episode 109 Bagian 2 (Kematian Pangeran Mehmet Membuat Mihrimah Terpukul)"