Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sinopsis Abad Kejayaan Episode 6 Bagian 2 (Mahidevran Mencoba Meracuni Hurrem Untuk Membalaskan Sakit Hati yang Ia Rasakan)

Taman-berita | Sinopsis Abad Kejayaan Episode 6 Bagian 2 - Hurrem dan semua wanita harem sedang belajar bermain musik ketika tiba tiba terdengar suara tembakan, Nigal mengatakan kepada mereka bahwa itu adalah senjata yang ditembakkan. Sultan suleiman dan pasukannya akan datang.

 Sultan Suleiman meminta Seorang penulis untuk mencatat semua yang terjadi , agar semua yang terjadi akan diketahui oleh anak cucu mereka dikemudian hari. Ibrahim datang membawa surat dari Hurrem dan dokumen dokumen kerajaan. 

Sultan Suleiman membaca surat dari Hurrem terlebih dahulu. Ibrahim juga mengabarinya bahwa Hurrem Hatun telah mengandung. Sultan Suleiman mengucapkan syukur atas berita yang membahagiakan ini….

Raja Luis berkata kepada para penasehatnya. Ia merasa menang karena Ottoman tak berani datang kebentengnya. Semua orang yang hadir diam tak bersuara karena yang Luis katakan benar benar tak sesuai kenyataan.

Akhirnya Seorang penasehat tua kerajaan mengatakan “Maafkan aku yang mulia. Saya tua dan tidak bisa mendengar dengan baik, tapi seperti kau lihat aku tidak buta. 

Aku tidak melihat sedikitpun kemenangan. Kau telah kehilangan benteng yang penting dan kota Belgrade. Pendeta Roma sudah memperingatkanmu agar tak memprovokasi Sultan Suleiman. Dan kau bilang kau menang?” Kata Pendeta Paul

 “Jadi kau mengatakan bahwa aku berbohong pendeta Paul? kata Luis. Pendeta paul menjawab bahwa kebohongan adalah dosa terbesar. Raja Luis yang banyak cakap menjadi diam karena malu…

http://taman-berita.blogspot.com/2015/02/sinopsis-abad-kejayaan-episode-6-bagian-2.htmlDivatikan…mereka membicarakan Luis yang tidak mendengar peringatan mereka dan sekarang ia telah kalah. Akhirnya Islam memasuki Eropa…Mereka harus waspada karena perang ini tak akan berhenti.

Ibu suri sedang bersama permaisuri dan Mustaa di taman. Mustafa berteriak kegirangan karena ayahnya akan datang dan membawa kemenangan. Ibu suri memuji Mahi yang telah bersikap baik dengan tidak bertengkar dengan Hurrem. Ibu suri tidak tahu bahwa Mahi telah punya rencana sendiri untuk menghancurkan Hurrem.

2 Bulan kemudian tepatnya tanggal 19 oktober 1521

Sultan suleiman dan pasukannya kembali dari medan perang. Hurrem berkata kepada bayinya, bahwa Sultan akan kembali dan menemui mereka berdua…

Setibanya di Istana, Sultan Suleiman segera menemui Ibu suri, Khatijah dan Mustafa. Sultan sama sekali tak menghiraukan kehadiran Permaisuri, seperti saat ia berangkat menuju medan perang ketika pulangpun ia sama sekali tak menengok kepada Permaisuri Mahidevran…

Dikamarnya Hurrem pun menunggu dengan tidak sabar kedatangan Sultan. Nigal kalfa menenangkannya.

Permaisuri merasa sangat menderita karena diabaikan oleh orang yang sangat dicintai, begitu  sampai kamar ia menangis dengan keras. Ia berdiri kemudian mengambil botol obat dari lemarinya. Permaisuri memanggil Gulsah.

“Gulsah ..apa kau mencintaiku?”

“Apa yang kau maksud? aku tidak mengerti”

“Apa kau melakukan sesuatu untukku. aku ingin kematian Hurrem. Ambil botol dimeja ini, taruh dimakanannya nanti malam. Buat dia mati sebelum fajar”

“Bagaimana aku melakukannya Sultan, aku bahkan tidak dapat masuk kamarnya”

“Carilah orang lain, berikan imbalan yang berarti. Setelah itu aku akan memberikan apapun yang kau inginkan”

Gulsah takut sekali tapi dia tetap mangambil botol yang ada dimeja Permaisuri.

 Gulfem mendatangi Ibrahim untuk menyampaikan pesan dari Khatijah, bahwa Khatijah akan menunggu ditaman sebelum gelap. Khatijah juga menitipkan sesuatu kepada Ibrahim. Sebuah bunga mawar merah yang dibungkus dengan sapu tangan. Ibrahim berkata kepada Gulfem ia akan ada disana tepat waktu.

Ibrahim meminta Sumbul mempersiapkan Hurrem. Saking senangnya Hurrem berjalan sambil berlari, sumbul dan nigal dibuat cemas olehnya.

Dikamarnya Sultan mempersiapkan sebuah kalung untuk Hurrem. Hurrem masuk, Suleiman melihatnya. Kemudian mereka berpelukan melepaskan kerinduan…

“Aku disini…hidupku…aku disini. Perang sudah berakhir”

Sultan mengelus elus perut Hurrem yang membuncit, kemudian ia menggandeng Hurrem menuju cermin dan memakaikan kalung yang indah…

Gulsah memanggil Hasibe yang sedang menyiapkan makanan untuk Sultan. Gulsah memintanya untuk menaruh cairan dalam botol itu kedalam makanan Hurrem. Semula Hasibe menolaknya, ia takut nanti Sultan yang memakannya. 

Gulsah meyakinkan Hasibe bahwa Sultan tidak makan makanan manis, Hurremlah yang akan memakannya. Dan cairan itu hanya akan menyebabkan diare kata Gulsah , akhirnya Hasibe mau melakukannya. Ia memberikan makanan manis itu dengan cairan dari Gulfem.

Permaisuri mahi gelisah dikamarnya, ia yakin kesedihannya akan segera berakhir, Sultan akan mencintainya lagi seperti sebelumnya. Ia dan Mustafa takkan terpisahkan dari Sultan Suleiman.

Ibrahim pergi ke taman untuk menemui Khatijah. Mereka berbicara banyak hal dan melepas rindu.

Sultan Suleiman dan Hurrem makan bersama dikamar, makanan manis yang diminta Hurrem datang, ia melahapnya dengan cepat. Tiba tiba Hurrem merasakan pusing luar biasa, pandangan matanya buram…ia mengeluh kesakitan kepada Sultan, akhirnya Hurrem pingsan.

Dari kamarnya sultan berteriak…”Penjaga……Ibrahimmmmmm”

Ibrahim masih asyik ditaman dengan Khatijah, ia tidak menyadari sesuatu yang gawat telah terjadi.
Dikamarnya Mahi berdoa mohon pengampunan, ia tak punya pilihan lainnya untuk mempertahankan diri.

Sultan berusaha membangunkan Hurrem yang pingsan…”Hurrem buka matamu Hurrem….Bernafaslah Hurrem”

Akhirnya dokter datang menolong.

Baca episode selanjutnya : Episode 6 Bagian 3 (Pelaku yang mencoba membunuh Hurrem tidak akan terungkap

Atau baca semua : Sinopsis Abad Kejayaan Lengkap

Posting Komentar untuk "Sinopsis Abad Kejayaan Episode 6 Bagian 2 (Mahidevran Mencoba Meracuni Hurrem Untuk Membalaskan Sakit Hati yang Ia Rasakan)"